GorEsAn WaRnA - WarNI

Warna-warni itu punya berjuta hikmah dan makna

Kamis, Juli 24, 2008

PENGUMUMAN

Telah dibangun
Weblog milik Diah Irma
Kunjungan anda dengan senang hati saya terima
Ket : sampai jangka waktu yang belum ditentukan, blog ini masih akan tetap digunakan

Selasa, Juni 24, 2008

Building my new site...

Beberapa hari lalu saya pernah keceplosan begini, "seandainya waktu bisa berputar kembali, saya rela deh masuk jurusan teknik elektro, informatika atau ilmu komputer" (ciee...gayanya kePeDean, kaya yang langsung bisa diterima di jurusan-jurusan itu.
Pernyataan saya ini bukannya karena tidak bersyukur ataupun sombong, itu cuma keceplosan. Karena selama ini saya mengelola blog, mulai dari blog di friendster (kalo yang ini mah ga bisa diotak-atik), blogger dan wordpress (yang lainnya saya memang belum pernah coba), terus terang saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengotak-atik template dan pasang aksesoris daripada posting tulisan. Kalo orang lain melakukan riset untuk postingan mereka di blog, kalo saya melakukan riset atau belajar gimana cara ngotak-ngatik blog.
Dan sekarang ketika sobat saya, Siti punya website baru pake CMS Drupal, rasanya di kepala ini selalu terngiang-ngiang "mau coba juga...mau coba juga..."
Dan eng..ing..eng... Di sela-sela kesibukan saya dan siti kerja di kantor masing-masing, akhirnya saya ikut kursus gratis belajar bikin website dengan dibimbing Siti . ( ini mah bukan di sela-sela lagi, tapi emang sepanjang hari...^_^...maaf bapak2 dan ibu2 di kantor, pekerjaan saya agak tertunda gara-gara ini).
It's oke lah-ya...mumpung ada fasilitas, kan bukan untuk main-main, tapi untuk belajar. So, tunggul tanggal mainnya, saya mau pindahan... (tapi sekarang sedang tahap pembangunan)

Kamis, Mei 29, 2008

is back...

Saya hampir lupa kalau ternyata saya punya blog, yang punya hak untuk dirawat. 1,5 bulan tidak pernah di update. Membukanya saja sangat-sangat jarang sekali. Karena berbagai macam alasan yang InsyaAllah bisa dimaklumi (oleh saya sendiri).
Maka saya ingin memohon maaf bagi siapa saja yang membuka blog ini karena "tidak terawat". Ke depan saya harus berusaha lebih keras lagi untuk merawat blog ini.

Senin, April 14, 2008

Zaman Emas Indonesia

Cukup menarik, dari koran Kompas edisi Sabtu, 12 April 2008, ditulis oleh Jakob Sumardjo :

Kapan waktunya dan siapa presidennya belum diketahui. Namun keberadaannya jelas karena logikanya juga jelas yaitu potensi alamnya yang luar biasa dan jumlah penduduknya yang begini besar tak mungkin goblok semua.

Saat itu presidennya tegas dan keras, tidak takut mati dan tidak takut kehilangan pendukungnya. Hatinya baik, tidak ada pikiran uang sama sekali karena sejak bayi sudah kaya raya. Ketegasannya mendapat dukungan seluruh rakyat miskin di Indonesia, yaitu dalam melenyapkan korupsi, kejahatan dasar yang membuat negara ini hampir saja pecah belah.

Koruptor yang diketahui menilep uang negara satu miliar ke atas langsung dihukum mati karena yang antre untuk diadili begitu panjang. Koruptor di atas satu setengah miliar dipotong tangannya dan dipenjara seumur hidup. Khusus perkara korupsi tidak ada naik banding menurut hukum negara yang disetujui anggota DPR, yang anggota-anggotanya cerdas, baik hati, tak banyak bicara, tetapi lebih banyak berpikir.

Dalam waktu satu tahun pemerintahannya, nafsu orang yang ingin korup langsung lenyap. Hampir tiap hari ada korputor yang dihukum mati, sampai banyak yang tak sempat disiarkan media. Keluarga koruptor yang dihukum mati, saat itu, tak mau mengubur sendiri, takut kerandanya ditimpuki rakyat miskin yang marah

Demi perikemanusiaan
Pers dalam dan luar negeri cerwet menantang pemberantasan korupsi yang mereka nilai biadab dan melanggar hak asasi manusia ini. Namun presiden kita memang orang berani, “Saya tidak takut masuk neraka”, katanya kepada juru kritik. “Dalam situasi luar biasa diperlukan tindakan luar biasa”, tambah wakil prsidennya yang sama-sama batu karangnya.

Dalam waktu dua tahun pertama masa kepresidenannya, tak seorang pegawai negeri pun berani mangkir kerja tanpa surat dokter negeri. Orang berseragam pegawai negeri tak ada di jalanan, apalagi mal. Merokok pun tak berani kecuali saat istirahat. Tiba-tiba seluruh pegawai negeri sibuk bekerja karena tugasnya tak habis-habis, semua melalui prosedur yang semestinya. Orang yang suka menyogok pun tak berkutik akibat semua pegawai negeri tak butuh sogokan, takut buat dipecat hari itu juga.

Para polisi di jalan raya dan di tempat lain tak lagi membawa pistol. Mereka hanya dibekali pentungan karet. Semua pengguna jalan tertib, antrean lama tak mengapa, karena tilang langsung dengan denda tinggi amat menakutkan. Para pengguna jalan ini patuh membayar denda tinggi karena yakin uang denda benar-benar masuk kas negara.

Meski polisi tidak bersenjata, nyali para penjahat juga kecut karena yang diketahui membunuh korban langsung dihukum mati. Utang nyawa di bayar nyawa, itulah semboyan di pojok-pojok toko. Para pemerkosa dihukum seumur hidup. Dua kali memerkosa dihukum mati. Di mana sila Perikemanusiaan dalam pancasila? Jawab presiden “Itu semua dilakukan demi perikemanusiaan , bukan perikejahatan”

Setelah pemberantasan biang kekacauan, berangusur-angsur negara Indonesia membutuhkan tambahan pegawai, karena tak ada lagi budaya sogok, hanya mereka yang benar-benar mampu di bidangnya dapat diterima. Kerja pembangunan bisa dilaksanakan. Tidak ada rencana pembangunan yang tak berhasil karena semua dana utuh sampai selesai. Jalan-jalan mulus. Kemacetan tak ada lagi akibat pembangunan jalan layang bagai kabel listrik di kota-kota besar. Dan subway dibangun di mana-mana.

Ibu kota negara dipindah ke Kalimantan, di tengah-tengah kepulauan indonesia. Itulah Washington Indonesia. Jakarta adalah New York-nya Indonesia. Bandara seperti Soekarno-Hatta dibangun di 20 kota besar Indonesia. Semua berasal dari uang negara yang 100 % selamat. Coba sejak tahu 1970-an sudah begini, Indonesia akan disebut macan Asia nomor dua setelah Jepang.

Syarat kesuburan
Pada pemerintahan kedua, turis Indonesia ditunggu-tunggu negara-negara tetangga. TKI dan TKW telah lenyap sejak pemerintahan pertama hampir berakhir. Bahkan, TKW bangsa lain masuk Indonesia.

Turisme bukan lagi slogan. Menteri Pariwisata paliung sibuk bekerja. Pada malam hari, lampu kantor ini tak pernah padam. Devisa sektor ini melebihi pendapatam pajak, pertambangan , pertanian dan kehutaan. Para turis dimanja karena aman , transpor tepat waktu dan “Bali-Bali” baru bertebaran di Indonesia.

Nilai mata uang rupiah yang puluhan tahun bikin malu bangsa (negara sama sekali tak malu) diturunkan menjadi satu dollar AS setara satu rupiah RI. Bayangkan kalau kekayaan negara dihitung dalam nilai mata uang lama akan membingungkan kepala akibat triliun dari triliun dan triliun rupiah. Harga mobil paling mewah Cuma Rp. 200.000. Gaji pegawai negeri paling top Rp. 70.000. Recehan satu sen ada di kantong tiap warga negara

Setelah pemerintahan yang kedua berakhir, presiden dan wakil presiden kita pensiun. Meski rakyat tetap ingin memilihnya, keduanya tetap menolak karena tak sesuai dengan udang-undang. Penggantinya tidak sehebat presiden kita itu, tetapi tidak apa sebab seluruh bangsa telah memasuki budaya baru, yaitu budaya bersih. Orang takut, namanya masuk koran meski cuma nyopet jam tangan.

Impian tata temtrem kerta raharja, adil makmur ternyata bukan omong kosong dongeng anak-anak. Kuncinya hanya satu, tembak mati para maling negara entah jamaah maupun perorangan. Ibu pertiwi akan bersimbah darah para penjarah, tapi itulah syarat kesuburan.

Senin, April 07, 2008

yuk...Kurangi Pemakaian Plastik

Sewaktu belanja di Carrefour kemarin, saya tertarik dengan iklan plastik belanja hijau ala Carrefour di layar monitor dekat kasir.
"Carrefour Green Bag, Cukup membeli satu kali, anda bisa menukar Green Bag yang rusak dengan yang baru, GRATIS"

Waktu itu saya cuma menangkap tulisan "gratis", tanpa pikir panjang saya langsung ambil Green Bag-nya, untuk membawa barang belanjaan saya. Ternyata eh ternyata, Green Bag itu harus di beli seharga 2000 rupiah, yang gratis adalah menukarnya dengan yang baru, kalau Green Bag yang kita punya sudah rusak. Green Bag ini bisa kita bawa setiap berbelanja di carrefour, jadi tidka perlu memakai plastik kresek yang baru.

Permasalahannya bukan gratis atau tidak gratis, inovasi yang dilakukan carrefour baik sekali menurut saya (terlepas dari pertanyaan apakah ini upaya promosi untuk menarik simpati pembeli). Positive Thinking saja, Carrefour mulai peduli pada permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik. Dan selayaknya swalayan, supermarket dan bisnis-bisnis retail lain mengikuti jejak carrefour. Alangkah lebih baik lagi, plastik-plastik belanja diganti dengan plastik kertas seperti di negara-negara luar sana.

Saya jadi teringat, saat masih kuliah, ada seorang dosen saya yang gencar sekali mengkampanyekan anti plastik. Beliau mengajarkan para mahasiswanya yang notabene anak kos untuk membawa tempat makan sendiri saat beli makan di warung makan. Jadi tidak perlu memakai kertas nasi bungkus dan plastik kresek. Pedagang hemat, kita pun turut mengurangi timbulan sampah. Begitu pun saat berbelanja di pasar atau supermarket, beliau selalu membawa tas sendiri. Ajaran untuk mengurangi penggunaan plastik ini tentu saja selalu saya - dan bahkan teman-teman kuliah saya di Teknik Lingkungan - ingat. Sayangnya saya tak yakin ada sebagian kecil di antara kami yang merealisasikannya. Cukup sulit memang untuk merubah kebiasaan. Apalagi menyangkut kesadaran pribadi. Maka, perubahan kebiasaan pada awalnya harus dipaksakan, tentunya di dasari niat dan tekad yang kuat. Jadi, mari mulai dari diri sendiri.

Notes :

Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 miliar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun atau 1 juta kantong plastik per menit. Jika sampah-sampah ini dibentangkan, dapat membungkus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun dan 14 juta pohon ditebang.

Di alam, sampah plastik berbahan konvensional dari polimer sintetik tidak mudah terurai oleh organisme. Dibutuhkan waktu 300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau terurai sempurna. Sebuah waktu yang sangat lama. Akibatnya, di banyak tempat, plastik menjadi sumber masalah. Menyumbat saluran air, tanggul, sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin waduk.

Zat pewarna hitam yang umumnya ada di kantong plastik berbahaya bagi kesehatan. Zat ini kalau terkenas panas dapat terdegrasi dan mengeluarkan zat yang menjadi salah satu pemicu kanker. Jika sampah plastik dibakar, senyawa karbondioksida dan metan akan terlepas ke udara, menjadi polusi. Udara yang tercemar itu dapat menimbulkan penyakit saluran pernapasan pada orang di sekeliling.

Kamis, April 03, 2008

For Me..

"Saudaraku, tidak semua permohonan kita tentang dunia ini akan diberikan ALLAH kepada kita, karena DIA maha tau apa yang terbaik bagi hambaNYA, bisa jadi apa-apa yang kita minta tersebut akan membawa akibat yang buruk kepada kita. Walau demikian yakinlah jika hal itu memang baik dan sangat kita butuhkan pasti ALLAH akan memberikannya kepada kita."

Rabu, April 02, 2008

Rutinitas

Banyak orang mengeluh, merasa jenuh bahkan merasa terjebak dengan sebuah rutinitas. Saya katakan "merasa"...karena ini hanya sesuatu yang dirasakan sebagai manusia. Orang-orang bilang manusiawi...

Tapi, dipikir-pikir, hidup kita pasti tak akan lepas dari rutinitas. Bukankah setiap sekian detik kita bernafas? Setiap sepersekian detik jantung kita memompa darah?Bukankah setiap 3 kali sehari kita makan?(ini normalnya). Apa namanya kalau bukan rutinitas? Kebutuhankah? hmm..bisa jadi, kalau begitu apa namanya, pegawai yang setiap hari bekerja, mahasiswa dan pelajar yang setiap hari kuliah dan sekolah, seorang ibu yang setiap hari mengurus anak-anaknya, kebutuhan atau rutinitas?

Permasalahannya hanya dari sudut mana kita memandang dan bagaimana kita menafsirkan aktivitas yang kita lakukan. Allah memerintahkan umat Islam untuk sholat wajib 5 waktu jelas bukan hanya untuk sekedar rutinitas atau kewajiban yang harus ditunaikan. Lebih dari itu, karena sholat adalah sarana kita untuk berinteraksi denganNya, penghalang dan pemisah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar, penyejuk bagi kita yang sedang dahaga iman, penenang bagi keresahan.

Memandang suatu aktivitas jika hanya sebagai rutinitas, menurut saya hanya akan membuat kita merasa jenuh, lelah atau sebaliknya tidak pernah puas. Ada banyak hal baru di setiap hari yang kita lewati, yang bisa kita amati, pelajari dan ambil hikmahnya. Bahkan niat dan tekad beramal untuk setiap aktivitas yang kita lakukan, akan menjadikan kita bersemangat menghadapi hari-hari, sekalipun masih dalam ruang lingkup yang itu-itu saja. Dan akan lebih dahsyat lagi ketika melakukannya dengan ikhlas karena Allah.
Seperti nasyid-nya JiVo
Hari ini kumulai dengan ceria...
senyum sapa kepada semua orang...
Bukan hari ini saja, tapi tiap hari pastinya..
Bahkan Rasulullah mengajarkan bahwa orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi, orang yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung, dan orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah orang yang celaka.

Selasa, Maret 25, 2008

My Best Friend Wedding

Long Weekend kemarin saya mengkhususkan waktu untuk walimahan seorang teman baik saya, salah satu anggota dari AM. Jumat siang, saya, lesty dan upi (plus si kecil azzam), ngubek-ngubek yogya dan matahari, cari kado untuk sang calon pengantin. Setelah 3 jam lewat, plus berdebat lama, akhirnya kami sepakat untuk membeli sebuah barang yang InsyaAllah akan sangat bermanfaat buat si penerima. Lalu seperti yang sudah-sudah, saya ditunjuk secara "paksa" untuk membungkus kado dan menulis kata-kata hikmah. Sayangnya saya tak kuasa menolak, padahal kadonya cukup besar untuk dibawa seorang diri.

Sabtu pagi sekitar jam 10 akad nikah berlangsung. Rona bahagia terpancar dari wajah sepasang pengantin itu. Saya jadi teringat perkataan saya beberapa hari lalu pada pengantin wanita "aku cuma belum rela kehilangan seorang sahabat lagi". Sekarang melihat rona bahagia itu, saya pun ikut bahagia dan ikhlas.
Ahad siang jam 11, resepsi pernikahan pun di selenggarakan. Meriah, dan banyak makanan (ups...hehe...). Tapi yang lebih membuat saya senang, berkumpulnya keluarga besar AM (walaupun kurang lengkap, karena mia & upi datang agak siang). Keluarga Besar means anggota AM dan keluarganya.
Well, congratulation for my best friend and her husband, Mira & Irfan...
Barokallahulaka wa baroka 'alaika wa jama-a bainakuma fi khoir...
Doakan saya segera menyusul, hehe..
aamiin...

Ladies First, please....

Siapa yang tidak tahu ungkapan Ladies First, meski dalam beberapa kondisi tertentu ungkapan ini tidak bisa diberlakukan. Tapi saya sedang tidak ingin membicarakan persamaan hak antara pria dan wanita, emansipasi wanita, atau apapun...Saya hanya ingin sedikit berbagi cerita, semoga memberi hikmah..

Beberapa waktu lalu, sepulang dari kantor, saya naik patas 143 jurusan Depok-Grogol. Seperti biasa, pada jam-jam seperti itu, bis selalu penuh sesak, bahkan untuk mencari pegangan untuk berdiri tegap saja sulit. Di sebelah saya berdiri seorang ibu hamil dengan usia kandungan sekitar 7 bulan. Kasihan juga melihat ibu itu ikut berdiri berdesak-desakan, sayangnya saya juga berdiri, tak bisa menawarkan kursi untuknya. Awalnya ibu ini terlihat biasa saja, tapi lama-lama saya perhatikan, wajahnya terlihat pucat dan sepertinya kelelahan.

"Turun dimana bu?", tanya saya

"di Depok" jawab ibu itu

"wah masih jauh ya bu, kuat berdiri sampe sana bu?", kali ini saya bertanya dengan suara agak keras, tak lain supaya penumpang lain di dekat kami yang sedang duduk nyaman ikut mendengar pertanyaan saya.
"ah ga apa-apa, saya udah biasa, tiap hari kaya gini" jawabnya lagi.
Saya tersenyum miris. Sudah biasa...biasa karena terpaksa. Bahkan setelah percakapan singkat kami, tak juga ada penumpang lain yang tergerak untuk merelakan tempat duduknya. Untungnya fisik ibu hamil itu cukup kuat. Karena saya sempat ngeri, dulu ada kejadian ibu hamil yang keguguran akibat berdesak-desakan dalam bus kota.

Di lain kesempatan, lagi-lagi dalam Patas 143, saya masih berdiri di antara desakan penumpang. Biasanya saya cukup kuat untuk berdiri selama 1-1,5 jam selama perjalanan. Tapi malam itu, penyakit maag saya yang beberapa bulan terakhir menghilang ternyata kambuh lagi (OOT perhatian!!: jangan meremehkan penyakit maag). Ingin sekali saya berteriak pada penumpang yang lain, tolong beri saya tempat duduk, perut saya sakit sekali. Tapi kata-kata itu hanya terucap dalam hati. Saya pun tetap berdiri sambil setengah membungkuk dan memegangi perut saya saking sakitnya. Barangkali banyak yang memperhatikan tingkah laku saya yang aneh saat itu. Sayangnya tak ada yang prihatin untuk sekedar menanyakan kenapa, apalagi merelakan tempat duduknya...

Dan ternyata mendapat tempat duduk dalam bis memang sangat menyenangkan. Sebagian besar penumpang yang mendapat tempat duduk bahkan menghabiskan waktunya untuk tidur selama perjalanan. Kenikmatan selama duduk ternyata membuat kita lupa dan terbuai, bahwa ibu hamil, lansia, orang sakit, yang sedang berdiri berdesakkan di samping kita lebih membutuhkan tempat duduk.

Saya pikir tak ada lagi yang berani mengucapkan "Ladies First, please...". Saat para ladies mengucapkan kata-kata ini, para gentleman pun membalas "katanya mau persamaan hak...ga dikasih tempat duduk aja kok protes...".

Nah lho?...

Senin, Maret 24, 2008

sedikit menghibur...

setiap perkataan yang menjatuhkan
tak lagi ku dengar dengan sungguh
juga tutur kata yang mencela
tak lagi ku cerna dalam jiwa

aku bukanlah seorang yang mengerti
tentang kelihaian membaca hati
ku hanya pemimpi kecil yang berangan
tuk merubah nasibnya

bukankah ku pernah melihat bintang
senyum menghiasi sang malam
yang berkilau bagai permata
menghibur yang lelah jiwanya
yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya

ku gerakkan langkah kaki
di mana tempat akan bertumbuh
ku layangkan jauh mata memadang
tuk melanjutkan mimpi yang terutuh
masih ku coba mengejar rinduku
meski peluh membasahi tangan
lelah penat tak menghalangiku
menemukan bahagia

bukankah hidup ada penghentian
tak harus kencang terus berlari
ku helakan nafas panjang
tuk siap berlari kembali…
berlari kembali..
melangkahkan kaki
menuju cahaya

bagai bintang yang bersinar
menghibur yang lelah jiwanya
bagai bintang yang berpijar
menghibur yang sedih hatinya
(Sang Penghibur - PADI)
 
body