GorEsAn WaRnA - WarNI

Warna-warni itu punya berjuta hikmah dan makna

Selasa, Juli 10, 2007

Panggung Hiburan Itu...

Panggung itu tidak megah, walaupun besar namun terkesan biasa saja. Seminggu sebelum perhelatan, panggung yang hanya berjarak sekitar 5 meter dari kos saya itu sudah mulai didirikan. Sehari menjelang acara, dua buah speaker besar dipasang, salah satunya hanya berjarak 3 meter dari jendela kamar saya. Bisa bayangkan berapa ratus desibel suara yang terdengar. Tapi bukan itu permasalahan yang utama...

Panggung hiburan, dangdutan atau entah apa sebutannya...selalu diselenggarakan setiap ada warga yang melangsungkan hajatan, baik itu pernikahan, sunatan atau tujuhbelasan. Saya tidak tahu di daerah lain, tapi di daerah tempat saya tinggal selama kuliah, acara-acara seperti ini tak pernah absen. Seperti suatu kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan, bahkan jika pihak yang punya hajat tidak punya cukup biaya pun, ia akan mengusahakan sampai panggung hiburan bisa terlaksana, entah itu dengan berhutang, menggadaikan sesuatu atau yang lainnya...

Saat panggung hiburan pun digelar, warga dari seluruh RW bahkan kelurahan lain berdatangan. Lagu-lagu dangdut – yang menurut saya sama sekali tidak bermutu – dilantunkan oleh penyanyi yang berpakaian sangat tidak sopan, orang-orang mulai menggoyangkan tubuhnya tak karuan, keributan dan bahkan mabuk pun hal biasa saat “pesta” berlangsung.

Panggung hiburan itu kini menjadi hal yang sangat biasa, bahkan bagi sebagian warga, ini adalah suatu kewajiban saat merayakan hajatan-hajatan besar. Malam ataupun siang hari, bahkan pagi. Sasarannya bukan lagi hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak. Ya..anak-anak...saya melihat sendiri, bagaimana anak-anak itu berjoget mengikuti alunan musik dangdut – yang tadi saya bilang sangat tidak bermutu dan tidak pantas untuk didengar anak-anak. Katakan bila anda seorang ibu, bagaimana perasaan anda melihat anak-anak itu berjoget mengikuti lagu yang tak pantas mereka dengar. Katakan bila anda seorang istri, bagaimana perasaan anda melihat para suami berduet joget dengan sang penyanyi dengan gaya yang...- maaf saya tidak sanggup mengatakannya -. ..

Bahkan saya bukan siapa-siapa mereka...sangat miris melihatnya...Dan saya pun bertanya, Kapan panggung-panggung itu akan kembali berganti dengan doa dan tasyakuran yang penuh khidmat

Label:

0 yang kasih komentar:

Posting Komentar

<< Home

 
body