Pagi itu, seperti hari-hari sebelumnya, awan mendung menaungi kota Jakarta, hujan rintik-rintik turun menambah dinginnya udara. Jalanan padat merayap. Seorang pemda usia 25-an dengan langkah terburu-buru mendorong gerobak ketopraknya, barangkali khawatir bila hujan turun semakin deras. Tapi tiba-tiba.."gubrakkk....". Gerobak ketoprak itu jatuh terbalik tepat di depan mobil yang kutumpangi. Rupanya roda gerobak tersandung batu bekas galian jalan yang tidak di benahi. Seluruh isi gerobak, bahan makanan untuk membuat ketoprak tumpah dan jatuh ke genangan air hujan. salah satu roda gerobak copot . Sesaat semua terpana. Si penjual ketoprak hanya bisa memandangi barang dagangannya yang sudah tidak mungkin lagi bisa dijual. Tak berapa lama orang-orang menolong penjual ketoprak membereskan gerobaknya.
Entah salah siapa, penjual gerobak yang ceroboh atau penggali jalanan yang tidak membenahi pekerjaannya hingga membuat oranglain tersandung. Tapi yang saya pikirkan waktu itu adalah berapa banyak kerugian yang dialami penjual ketoprak. saat itu maish pagi, barangkali belum ada satu porsi ketoprak pun yang terjual, dan yang jelas hari itu ia tak bisa melanjutkan berjualan ketoprak. Belum lagi bahan makanan yang sudah ia beli dan ia masak, bukannya balik modal, ia justru rugi.
Bagi sebagian orang, kerugian yang dialami penjual ketoprak tidak seberapa, tapi entah bagi penjual ketoprak, mungkin untuk modal pun ia masih berhutang...
0 yang kasih komentar:
Posting Komentar
<< Home